Minggu, 05 Oktober 2008

Kapabilitas dalam Pengambilan Keputusan

by: Harmon Chaniago, Drs. M.Si.

Secara umum peran pemimpin dalam kelompok adalah bertanggung jawab dalam menggerakkan aktivitas dan motivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Mintzberg, 1995). Pemimpin juga bertanggung jawab atas seluruh aktivitas staffing, training, dan aktivitas-aktivitas lain sejenisnya.

Sedangkan Finch dan McGough (1982;85) menyatakan “pengambilan keputusan sebagai pemilihan tindakan dari sejumlah alternatif yang ada dan merupakan fungsi dasar kepemimpinan”. Sehubungan dengan kapabilitas pemimpin dalam mengambil keputusan diharuskan melihat dan mempertimbangkan dasar-dasar pertimbangan pengambilan keputusan, yaitu ;

  1. Filosofi dasar pengambilan keputusan

Filosofi dasar pengambilan keputusan merupakan unsure yang berorientasi pada value yang tidak mudah dirumuskan dan diukur, atau dengan kata lain harus memperhatikan unsur tujuan, teknologi, sumber daya manusia, struktur organisasi dan lingkungan.

  1. Konteks pengambilan keputusan

Konteks pengambilan keputusan berkaitan dengan kondisi lingkungan baik internal organisasi (tujuan, dan unsure-unsur organisasi lainnya) maupun eksternal organisasi, yang meliputi aspek geografi, ekonomi, penataan sosial dan karakteristik pengguna hasil keputusan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui akurasi dan ketepatan pengambilan keputusan.

  1. Informasi yang digunakan

Pengambilan keputusan harus dilaksanakan pada semua tingkat dalam piramida organisasi, maka memerlukan informasi yang comport (informasi aktual yang mengambarkan fenomena aktual organisasi), warnings (informasi tentang keadaan yang menuntut perlunya segera diambil tindakan manajerial), key indicators (informasi tentang pengukuran aspek-aspek penting dalam kaitannya dengan kinerja organisasi), situational informations (informasi tentang hal-hal urgent mendapatkan perhatian unsur pimpinan), gossip (informasi dari dalam yang merupakan gambaran situasi organisasi), external informations (informasi dari luar organisasi yang merupakan hasil riset organisasi)

  1. Partisipasi proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan mental maupun emosional seseorang dalam situasi kelompok yang menggugahnya untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kelompok sasaran.

  1. Timelines

Unsur waktu merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan terutama berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan informasi dan tahapan implementasinya serta unsure ketidakpastian dalam manajemen.

Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa proses pengambilan keputusan tergantung dari seberapa besar konstribusi keputusan yang diambil dalam peningkatan nilai bagi organisasi, dimana kualitas sebuah keputusan terletak pada seberapa accuracy, verifiability, completeness, relevance and timelines dari peristiwa yang diramalkan atau diharapkan terwujud.

Dilihat dari aspek pimpinannya, seorang pimpinan minimal harus mempunyai 3 kemampuan utama, yaitu ;

1. Kemampuan untuk membedakan dengan signifikan antara fakta dan tafsiran untuk fakta tersebut, dimana masalah yang sering muncul dalam pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang di sekitarnya sering membaurkan antara keduanya, hal ini disebabkan oleh corak budaya, sudut pandang dan posisi organisasi, serta skill observasi yang dimiliki oleh para pengambil keputusan.

2. Keberanian untuk mengajukan pertanyaan yang tepat mengenai suatu keadaan, sehingga dari perntanyaan tersebut akan memberikan suatu kejelasan apa yang jadi permasalahannya.

3. Kemampuan untuk menstrukturkan fakta, hal ini mengharuskan seorang pemimpin untuk mempunyai persepsi yang tepat, kompetensi tinggi, koneksi dan relasi yang luas serta tingkat confidency yang tinggi.

Pengambilan keputusan terbaik merupakan keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan hal-hal yang disebutkan di atas serta mempersempit perbedaan persepsi dari anggota organisasi sebagai partisipan pengambilan keputusan. Semakin memperhatikan, mempedomani dan melaksanakan dasar-dasar pengambilan keputusan, maka semakin capable dan efective keputusan itu, tetapi akan terjadi sebaliknya bila tidak memperhatikan dasar pengambilan keputusan tersebut.

Tidak ada komentar: